Indonesia Melalui BUMN Mulai Memotori Proyek Terintegrasi Baterai Kendaraan Listrik
Tak kalah dengan negara-negara lain, Indonesia segera memiliki
proyek baterai kendaraan listrik. Industri berskala besar terintegrasi dari
hulu ke hilir ini digawangi oleh PT Aneka Tambang dan Indonesia Battery
Corporation (IBC).
Sekedar informasi, IBC adalah anak perusahaan dari MIND ID, PLN,
Pertamina, dan Antam yang mendapatkan tugas untuk mengembangkan baterai
kendaraan listrik dalam rangka menguatkan kemandirian manufaktur otomotif
nasional.
PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation
(IBC) mengantongi investasi senilai US$15 miliar dari dua kemitraan yang
dijalin untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air.
Pertama adalah kemitraan yang dijalin salah satu induk usaha IBC,
yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam dengan korporasi asal Tiongkok PT
Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) untuk inisiatif proyek baterai
kendaraan listrik terintegrasi. Kedua dengan LG Energy Solution, perusahaan
berbasis Korea. Nico menjelaskan, ini juga konsorsium yang terdiri dari LG
Energy Solution, Huayou Holding, POSCO, dan Hyundai yang akan ada di hilirnya.
Direktur Utama Antam, Niko Kanter menjelaskan, posisi Antam akan
berada di hulu industrinya. Pihaknya menandatangani Venture Agreement dengan
CBL dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) di mana ANTM sebagai
pemilik bahan baku. Dalam Joint Venture (JV) ini Antam mengempit 51 persen
saham dan sisanya 49% dimiliki CBL ataupun LG.
Manfaat dari kerja sama
ini yakni guna membentuk entitas patungan di sepanjang
rantai industri EV battery mulai dari pengolahan nikel,
material precursor dan katoda, hingga battery cell, pack, energy storage system
(ESS), dan recycling.
Nico sangat memohon dukungan dari DPR. “Proyek legacy yang akan
berdiri di Indonesia di bidang baterai kendaraan listrik. Jadi tidak hanya lagi
di stainless stell untuk turunan terakhirnya,” tandasnya.