ESG Menjadi Pertimbangan Investor : Siapkah Indonesia?

Environmental, Social, and Governance (ESG) adalah sebuah standar perusahaan dalam praktik investasi yang terdiri dari tiga konsep atau kriteria yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. ESG mengacu pada kelas investasi yang juga dikenal sebagai “Sustainable Investing.”  Ini adalah istilah umum untuk investasi yang mencari keuntungan positif dan dampak jangka panjang pada masyarakat, lingkungan, dan kinerja bisnis. Meskipun bersifat non-financial, faktor-faktor ESG memiliki dampak material pada resiko jangka panjang dan pengembalian investasi. Perusahaan yang menerapkan standar ESG cenderung lebih teliti, kurang beresiko, dan lebih mungkin berhasil dalam jangka panjang.

Tantangan yang berlanjut dihadapi global seperti, risiko banjir dan kenaikan permukaan laut, privasi dan keamanan data, pergeseran demografis, dan ketatnya peraturan mulai menjadi faktor resiko baru bagi para investor. Tekanan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 pada beberapa industri telah mempengaruhi paparan perusahaan terhadap risiko ESG dan kemampuan mereka untuk mengelolanya. Jika ESG tidak dikelola dengan baik, perusahaan akan menghadapi permasalahan yang lebih rumit dan pengawasan yang lebih ketat.

Di industri pertambangan, ESG merupakan salah satu peluang paling signifikan untuk menciptakan long-term value, membangun kepercayaan, dan sustainable growth. Dari data PwC (Mine 2021) dinyatakan bahwa selama puncak krisis Covid-19, perusahaan dengan peringkat ESG yang tinggi mengungguli pasar secara lebih luas. Perusahaan-perusahaan ini juga menunjukkan kinerja yang lebih kuat dalam jangka panjang. Selain itu, menurut analisis yang diterbitkan oleh perusahaan riset investasi MSCI, perusahaan dengan peringkat ESG yang tergolong tinggi berhasil menghasilkan 34% rata-rata return over total pemegang saham dalam masa tiga tahun-10 poin persentase lebih tinggi dari indeks pasar umum.