"Aktivitas Penambangan Batubara"
Sumber gambar: Unsplash

Minevesting / March, 3rd 2022

Harga Batubara Cetak Rekor Tertinggi Tahun 2022 Dampak Invasi Rusia

Seiring dengan invasi Rusia ke wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022, harga komoditas batubara mencetak rekor tertinggi di tahun ini. Harga batubara diperdagangkan hingga ke level USD 270 per metrik ton.

 

Bursa ICE Newcastle mencatat penguatan harga komoditas batubara terjadi untuk kontrak Maret dan April. Batubara diperdagangkan pada level USD 271 per metrik ton untuk kontrak Maret. Harga ini naik drastic 33,85 basis poin atau 16,93 persen dari hari sebelumnya. Kontrak spot pada Februari juga naik 1,80 poin menjadi USD 239,50 per metrik ton.

 

Penguatan ini juga terjadi untuk kontrak bulanan hingga akhir tahun. Pada April 2022, bursa memperdagangkan batubara pada harga USD 247 per metrik ton atau melonjak 34,90 poin. Kemudian kontrak Mei diperdagangkan pada USD 228 per metrik ton atau naik 33,40 per metrik ton.

 

Moody’s Investors Service menilai bahwa eskalasi konflik Rusia dan Ukraina akan berpotensi mengganggu stabilitas pasar energi. Hal tersebut dinyatakan dalam Global Macro Outlook 2022-2023 yang dipublikasikan Moody’s Investors Service pada Kamis (24/2/2022).

 

Situasi ini menyebabkan ketidakpastian pada komoditas energi. Tidak hanya batubara, minyak dan gas ikut terseret akibat operasi militer ini. Statista mencatat pada 2022, Rusia memproduksi setidaknya 638,5 juta metrik kubik gas, produsen gas kedua terbesar setelah Amerika Serikat sebesar 914,62 juta metrik kubik. 

 

Direktur Eksekutif Energy Watch Mawit Setiawan menyebutkan kondisi ini akan menjadi durian runtuh alias windfall bagi Indonesia dengan penguatan pada harga komoditas.

 

“Secara otomatis ke depan PNBP akan meningkat. Kemudian juga dari sisi pajak akan mengalami kenaikan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (24/2/2022).

 

Kondisi ini diharapkan dapat dijadikan momentum untuk mencapai target lifting serta produksi tahunan maupun hingga 2030. Selain itu, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat berlomba untuk meningkatkan pengeboran sehingga dapat menjaga maupun meningkatkan produktivitas mereka.

 

Di samping itusisi lain, ketegangan di Eropa Timur akan memberikan pukulan bagi sektor hilir. Dari penguatan harga migas dunia, beban subsidi akan naik akibat harga minyak penguat. Kondisi ini juga akan berdampak pada peningkatan Indonesian Crude Price (ICP).

 

Beban subsidi ini tidak hanya terjadi pada sektor kelistrikan, akan tetapi turut terjadi pada sektor bahan bakar. Bila situasi terus terjadi bukan tidak mungkin akan terjadi kenaikan inflasi.


Sumber:

Author: Patrasha Permana

Editor: Mayang Sari