"Aktivitas Penambangan Batubara"
Sumber gambar: Unsplash

Minevesting / November, 30th 2021

Proyek Gasifikasi Batubara di Tanjung Enim Datangkan Investasi Asing Sebesar Rp 30 Triliun

Dalam waktu kurang dari 20 tahun, Indonesia telah berubah dari pemain kecil dalam industri batubara global menjadi memainkan peran sentral sebagai konsumen dan produsen utama batubara. Dengan cadangan hampir 39 miliar ton, batu bara tetap menjadi tulang punggung ekonomi sebagian wilayah Indonesia dan para penambang. Tidak hanya itu, industri batu bara juga termasuk di antara pembayar pajak terbesar di Indonesia. Dilihat dari data BP Statistical Review of World Energy 2021, pangsa batubara naik ke rekor tertinggi pada tahun 2020 dalam bauran energi primer Indonesia.



Sumber : BP Statistical Review of World Energy, 2021


Tetapi, seperti produsen batu bara lainnya seperti Australia dan India, Indonesia sedang mencari cara untuk menyeimbangkan target lingkungannya dengan biaya untuk menghentikan industri yang menyumbang $38 miliar dalam pendapatan ekspor dalam tujuh bulan pertama tahun 2021. Laporan perubahan iklim PBB memperingatkan bahwa pemanasan global hampir tidak terkendali dan menggambarkan berakhirnya penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil. Namun, Indonesia masih mencari cara untuk tetap mengonsumsi dan mengekstraksi nilai dari batu bara dengan menggunakan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS).

 

Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer. Teknologi ini merupakan rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain, mulai dari pemisahan dan penangkapan CO2 dari sumber emisi gas buang (capture), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage).

 

PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) memastikan proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) akan terus dilanjutkan. Nicke Widyawati, Direktur Pertama Pertamina, menuturkan Pertamina juga memahami bahwa pengembangan dan produksi DME ini berkaitan dengan isu lingkungan. Pertamina akan menjalankan proyek DME secara paralel dengan proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) sehingga isu mengenai emisi karbon dapat ditekan hingga mencapai 45%. Selain itu, proyek ini juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG) sebesar 1 juta ton per tahun. Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan ketahanan energi dan penguatan green economy di Indonesia serta memperbaiki neraca perdagangan sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo.

 

Proyek Strategis Nasional ini akan dilaksanakan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar USD 2,1 miliar atau setara dengan Rp 30 triliun. Dengan pemanfaatan 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect, termasuk menarik investasi asing lainnya. Melalui pemanfaatan Tenaga Kerja Dalam Negeri (TKDN) dalam proyek tersebut juga dapat memberdayakan industri nasional dengan menyerap tenaga kerja lokal.


Sumber:

·       Pertamina. 2021. Agreement between Pertamina, Bukit Asam, and Air Products: Coal Gasification Project to Cut LPG Imports, Develop Green Economy, and Bring Investment to Indonesia.(https://www.pertamina.com/en/news-room/news-release/agreement-between-pertamina-bukit-asam-and-air-products-coal-gasification-project-to-cut-lpg-imports-develop-green-economy-and-bring-investment-to-indonesia). 11 Mei 2021.

·       Fransiska Nangoy. 2021. Indonesia Clings to Coal Despite Green Vision for Economy. (https://www.reuters.com/business/energy/indonesia-clings-coal-despite-green-vision-economy-2021-09-20/). 20 September 2021.

·       Kementerian ESDM. 2021. Carbon Capture and Storage : Implementasi CCS di Indonesia. (https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/carbon-capture-and-storage-6-implementasi-ccs-di-indonesia). 1 November 2009.

Author: Patrasha Permana

Editor: Mayang Sari