"Aktivitas Pertambangan"
Sumber gambar: Unsplash

Minevesting / September, 20th 2021

Investasi Sektor Pertambangan Indonesia di Masa Pandemi

Sebagai negara yang memiliki kekayaan alam berlimpah, sudah tidak mengejutkan lagi jika Indonesia terus menjadi pemain utama dalam industri pertambangan Internasional. Produksi bahan galian tambang di Indonesia yang meliputi batubara, emas, biji besi, timah, hingga nikel sangat aktif sehingga sektor pertambangan ini menjadi salah satu penyumbang utama dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) setiap tahunnya. Tidak hanya itu, hingga saat ini Indonesia juga merupakan negara penghasil batu bara terbanyak keempat secara global. Bukan hal yang perlu dipertanyakan jika para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia untuk mengolah sumber daya alam (SDA). ?

Keuntungan yang bisa didapat dari penanaman modal pada industri pertambangan adalah alasan industri ini merupakan salah satu target investasi yang paling diminati di Indonesia. Sumber daya hasil pertambangan sangat dibutuhkan manusia dan merupakan tulang punggung semua industri. Demand / permintaan bahan galian tambang akan semakin meningkat seiring berkembangnya perindustrian dunia. Industri pertambangan juga telah mengembangkan tren dan pola yang menjanjikan dan dapat diprediksi.

Walaupun di tengah pandemi, industri jasa pertambangan mengalami peningkatan. Fluktuasi yang meningkat terhadap produksi membuat penambahan Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) terjadi menjadi 695 hingga kuartal III 2020 dari 691 pada 2019. Pada kuartal III 2020 juga terjadi peningkatan investasi di sektor jasa pertambangan sebesar 25,4% yaitu mencapai Rp 70,31 triliun dari Rp 56,07 triliun pada tahun 2019. Peningkatan investasi ini meliputi peralatan pertambangan, infrastruktur, dan lainnya.

Investasi di sektor pertambangan mineral dan batubara (minerba) pada 2021 ditargetkan naik 49% oleh pemerintah. Dari realisasi investasi pada 2020 yang mencapai US $4,01 miliar, pemerintah menargetkan investasi menjadi US $5,98 miliar atau sekitar Rp 84,4 triliun. Peningkatan investasi ini diikuti dengan target peningkatan PNBP sektor pertambangan minerba yang naik 13% mencapai Rp 39,1 triliun dari pencapaian pada 2020 yang mencapai Rp 34,6 triliun.

Pencapaian PNBP yang lebih tinggi dari target 2020 dipengaruhi oleh melesatnya produksi mineral dan batu bara pada tahun tersebut. Realisasi produksi batu bara tercatat mencapai 561 juta ton, lebih tinggi dari target 2020 yaitu 550 juta ton. Sama halnya dengan produksi mineral seperti nikel yang juga melampaui target. Produksi feronikel pada 2020 mencapai 1,46 juta ton atau 112,3% dari target. Kemudian Nickel Pig Iron (NPI) mencapai 860,5 ribu ton atau 136,9% dari target, dan nickle matte sebesar 91,7 ribu ton atau 127,9% dari target.


Sumber:

Author: Patrasha Permana

Editor: Pelita MS & Ocky Riadi