Investasi Sektor Pertambangan Indonesia di Masa Pandemi
Sebagai negara yang memiliki kekayaan alam
berlimpah, sudah tidak mengejutkan lagi jika Indonesia terus menjadi
pemain utama dalam industri pertambangan Internasional. Produksi bahan
galian tambang di Indonesia yang meliputi batubara, emas, biji besi,
timah, hingga nikel sangat aktif sehingga sektor pertambangan ini
menjadi salah satu penyumbang utama dari Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) setiap tahunnya. Tidak hanya itu, hingga saat ini Indonesia juga
merupakan negara penghasil batu bara terbanyak keempat secara global.
Bukan hal yang perlu dipertanyakan jika para investor tertarik untuk
menanamkan modalnya di Indonesia untuk mengolah sumber daya alam (SDA).
?
Keuntungan yang bisa didapat dari penanaman
modal pada industri pertambangan adalah alasan industri ini merupakan
salah satu target investasi yang paling diminati di Indonesia. Sumber
daya hasil pertambangan sangat dibutuhkan manusia dan merupakan tulang
punggung semua industri. Demand / permintaan bahan galian tambang akan
semakin meningkat seiring berkembangnya perindustrian dunia. Industri
pertambangan juga telah mengembangkan tren dan pola yang menjanjikan dan
dapat diprediksi.
Walaupun di tengah pandemi, industri jasa
pertambangan mengalami peningkatan. Fluktuasi yang meningkat terhadap
produksi membuat penambahan Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) terjadi
menjadi 695 hingga kuartal III 2020 dari 691 pada 2019. Pada kuartal III
2020 juga terjadi peningkatan investasi di sektor jasa pertambangan
sebesar 25,4% yaitu mencapai Rp 70,31 triliun dari Rp 56,07 triliun pada
tahun 2019. Peningkatan investasi ini meliputi peralatan pertambangan,
infrastruktur, dan lainnya.
Investasi di sektor pertambangan mineral dan
batubara (minerba) pada 2021 ditargetkan naik 49% oleh pemerintah. Dari
realisasi investasi pada 2020 yang mencapai US $4,01 miliar, pemerintah
menargetkan investasi menjadi US $5,98 miliar atau sekitar Rp 84,4
triliun. Peningkatan investasi ini diikuti dengan target peningkatan
PNBP sektor pertambangan minerba yang naik 13% mencapai Rp 39,1 triliun
dari pencapaian pada 2020 yang mencapai Rp 34,6 triliun.
Pencapaian PNBP yang lebih tinggi dari
target 2020 dipengaruhi oleh melesatnya produksi mineral dan batu bara
pada tahun tersebut. Realisasi produksi batu bara tercatat mencapai 561
juta ton, lebih tinggi dari target 2020 yaitu 550 juta ton. Sama halnya
dengan produksi mineral seperti nikel yang juga melampaui target.
Produksi feronikel pada 2020 mencapai 1,46 juta ton atau 112,3% dari
target. Kemudian Nickel Pig Iron (NPI) mencapai 860,5 ribu ton atau
136,9% dari target, dan nickle matte sebesar 91,7 ribu ton atau 127,9%
dari target.
Sumber:
- Agin Court Recources. (2020). Keuntungan Berinvestasi di Industri Pertambangan Emas.(https://www.agincourtresources.com/read-agincourt/keuntungan-berinvestasi-di-industri-pertambangan-emas/).
- Anisatul Umah, CNBC Indonesia. (2020). Di Tengah Pandemi, Investasi Jasa Tambang Malah Melonjak.(https://www.cnbcindonesia.com/news/20201216184221-4-209615/di-tengah-pandemi-investasi-jasa-tambang-malah-melonjak). 16 December 2020.
- Anisatul Umah, CNBC Indonesia. (2021). Investasi Tambangan Dipatok Naik ke Rp 84,4 T.(https://www.cnbcindonesia.com/news/20210115194643-4-216449/2020-anjlok-2021-investasi-tambang-dipatok-naik-ke-rp-844-t). 15 Januari 2021.
- Ichsan Emrald Alamsyah. (2018). Sektor Tambang yang Turur Membantu Pembangunan Nasional.(https://www.republika.co.id/berita/piv0r7349/sektor-tambang-yang-turut-membantu-pembangunan-nasional). 27 November 2018.
Author: Patrasha Permana
Editor: Pelita MS & Ocky Riadi